Sabtu, 22 November 2014

Nenek Peminta-Minta Dalam Mimpiku

11/21/2014

                 Malam tadi tidurku sedikit tak nyenyak. Mungkin karena aku sedikit memikirkan tentang hantu di kali tempo hari saat aku bergirilya mencari teman hidup bagi Tom. Yuyu, ikan bermata tiga dan udang yang kudapat dari kali itu kutempatkan bersama Tom di rak meja belajarku. Keberadaan yuyu membuatku sedikit tak nyaman karena aku teringat kalau yuyu adalah mainan kesukaan hantu pencuri, as know as tuyul. Yang membuatku takut adalah kalau-kalau nanti ada tuyul yang mendatangi kamarku, dan setelah puas bermain-main dengan yuyu sang tuyul mencuri semua uang di rumahku, sungguh menghawatirkan bukan??. Sempat aku berfikir untuk memindahkan yuyu dan klompotan hewan air itu ke dapur. Tapi kuurungkan , pertama karena aku sudah males pergi kedapur, kedua karena aku tidak yakin tuyul akan mau mencuri uang di rumahku yang saat ini sepertinya sedang tak banyak uang. Lantas aku tertidur.zzttzz zzttzz
                Sialnya tidurku tertanggu, tepat jam 12.15 aku terbangun gara-gara sebuah mimpi super buruk. Mimpi ini seingatku bertempat di sebuah tanah lapang di pasar pagu. Di sana sedang digelar sebuah orkes dangdut rupanya. Dalam mimpi kali ini aku berperan sebagai seorang penjual keliling, entah apa yang ku jual tak tampak jelas. Semuanya berjalan biasa saja mulanya, aku berkeliling kea rah kumpulan penonton orkes dangdut dengan wajah tampak bingung sepertinya. Mulai ku nikmati mimpi ini karena banyak perempuan tjancik dengan body aduhai yang menonton orkes dangdut, sampai pada suatu titik dimana aku mulai berkeliling menjauhi kerumunan penonton dan mulai berjalan ke arah yang sepi. Ada seorang perempuan tua renta, peminta-minta. Dia menengadahkan tangannya dan mulai meminta-minta di hadapanku. Entah kenapa di mimpi ini aku pelit sekali. Dengan tega tak kuhiraukan nenek tua peminta-minta itu, aku mulai berjalan menjauh. Tapi entah kenapa, nenek peminta-minta mengejarku dengan posisi tangan meminta-minta. Aku tetap berusaha kabur tapi sang nenek tak kenal lelah mengejarku. Aku pun menyerah dan akhirnya memberikan sejumlah uang kepada sang nenek peminta-minta. Tapi sungguh aneh, sang nenek menolak uang pemberian ku dan malah mulai mencekik leherku. Entah kenapa kali ini aku tak bisa kabur dari si nenek tua renta. Cekikannya begitu kuat hingga mimpi ini buyar dan aku mendapati diriku berada dikamarku tak bisa bergerak, nafas tersengal, dan masih dengan keadaan tercekik entah oleh siapa. Aku sadar, aku sedang mengalami apa yang disebut dengan sleep paralysis atau yang dalam bahasa jawa disebut kelindien atau ketindiahan dalam bahasa Indonesia adalah kondisi dimana seseorang sedang diatara sadar dan tidak sadar dan mendapiti dirinya tidak dapat menggerakkan anggota badan, biasanya disertai dengan sesosok hitam di atas tubuh sedang mencekik dirinya persis seperti yang sedang aku alami malam tadi.
             Mulailah aku berjuang menyadarkan diri. Dimulai dengan membaca doa-doa dan sekuat tenaga berusaha bergerak. Karena sudah berpengalaman menghadapi sleep paralysis aku tidak terlalu panic, kejedian seperti ini sudah sering kualami. Paerlahan-lahan meskipun kali ini berlangsung cukup lama aku berhasil mengerakkan semua anggota badanku. Kondisi nafasku cukup tersengal-sengal karena lamanya sleep parelysis kali ini. Kuputuskan untuk meneggok smartphone ku sebentar untuk melihat jam. Kemudian kulanjutkan tidurku, kali ini dengan posisi miring agar tidak terulang lagi sleep paralysis yang melelahkan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar