12/11/2014
Namanya
angie, dia adalah gadis impianku. Hadirnya samar dalam sebuah mimpi singat
setelah aku terlelap begitu adzan subuh membahana. Dikisahkan dalam mimpi, aku
waktu itu sedang jogging di sore hari dimana langitnya tampak mendung. Rupa
diriku tak nampak sama sekali, namun aku dapat mengenali tempat dimana
peristiwa aku bertemu dengan angie, sang gadis impian pujaan hati. Aku bertemu
Angie di jalan terusan sigura-gura, cukup dengan tempat kos ku di jalan candi
3
Angie
adalah seorang gadis berperawakan mungil. Tingginya kurang dari 160 cm.
kulitnya putih dan rambutnya lurus sebahu. Saat aku bertemu dengannya dalam
mimpi, dia sedang memakai rok warna biru keabu-abuan selutut dan kaos lengan
panjang warna putih. Saat itu rambutnya di kucir kuda, dia juga menenteng
sebuah kamera dan ada sebuah tas ransel kecil warna coklat di punggungnya.
Awalnya
aku sedang berlari-lari pelan, melihat
seorang gadis cantik di depan mata langkah lariku berubah menjadi berjalan lalu
hanya berdiri mematung di depan sesok cantik itu. Ku perhatikan dia yang sedang
memotret temannya, (entah kenapa temannya tak nampak jelas apakah dia laki-laki
atau perempuan, yang jelas temannya sedikit gendut). Tanpa disangka-sangka, aku
berbicara dengan gadis itu, aku memohon agar diperbolehkan untuk mengambil
fotonya. Tampaknya aku berbicara sedikit gugup sehingga kurang jelas di telinga
gadis itu. Dia malah memberikan kameranya, mungkin dia pikir aku ingin menjadi
sukarelawan untuk memfoto dia dan teman gendutnya. Tapi yang terjadi kemudian adalah
aku menolak kamera dari gadis itu dan mengeluarkan smartphone siap untuk
memfoto dirinya. Dia mulai mengerti apa yang kumaksudkan di awal tadi. Dia pun
berpose bersama temannya. Dengan sekali jepret telah ku abadikan foto gadis itu
dalam smartphone ku, dalam hidupku. Kamipun berbincang-bincang setelah sesi
pemotretan itu, teman gendutnya sudah tidak ada, mungkin dia merasa sudah pergi
duluan karena tidak aku perhatikan keberadaannya sedari tadi.
Kurasa
kami mulai memperkenalkan nama masing-masing. Saat dia menyebutkan namanya yang
bernama Angie, ada sekelompok anak muda yang entah kenapa juga mendengar
namanya dan mulai mengeolok-olok nama nya. Mereka memangil-mangil angie dengan
sebutan Angel Lelga. Sepertinya, aku mengajak angie pergi menjauh dari kerumunan
anak muda tadi. Ku tenangkan dirinya mengenai olok-olok namanya tadi. Aku tidak
begitu yakin, tapi dia seperti bercerita juga tentang keluarganya, terutama
ayahnya. Setelah itu kami berpisah. Momen perpisahan itu begitu lambat sekali,
kami saling berjalan mundur dan saling menatap tanpa bicara. Kerumunan anak
muda tadi masih ada, mereka nongkrong di sebuah gubuk. Mereka yang melihat kami
dalam momen perpisahan pun berteriak” PIN BB , PIN BB”dan mimpi pun berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar