11/21/2014
Malam
tadi tidurku sedikit tak nyenyak. Mungkin karena aku sedikit
memikirkan tentang hantu di kali tempo hari saat aku bergirilya
mencari teman hidup bagi Tom. Yuyu, ikan bermata tiga dan udang yang
kudapat dari kali itu kutempatkan bersama Tom di rak meja belajarku.
Keberadaan yuyu membuatku sedikit tak nyaman karena aku teringat
kalau yuyu adalah mainan kesukaan hantu pencuri, as know as tuyul.
Yang membuatku takut adalah kalau-kalau nanti ada tuyul yang
mendatangi kamarku, dan setelah puas bermain-main dengan yuyu sang
tuyul mencuri semua uang di rumahku, sungguh menghawatirkan bukan??.
Sempat aku berfikir untuk memindahkan yuyu dan klompotan hewan air
itu ke dapur. Tapi kuurungkan , pertama karena aku sudah males pergi
kedapur, kedua karena aku tidak yakin tuyul akan mau mencuri uang di
rumahku yang saat ini sepertinya sedang tak banyak uang. Lantas aku
tertidur.zzttzz zzttzz
Sialnya
tidurku tertanggu, tepat jam 12.15 aku terbangun gara-gara sebuah
mimpi super buruk. Mimpi ini seingatku bertempat di sebuah tanah
lapang di pasar pagu. Di sana sedang digelar sebuah orkes dangdut
rupanya. Dalam mimpi kali ini aku berperan sebagai seorang penjual
keliling, entah apa yang ku jual tak tampak jelas. Semuanya berjalan
biasa saja mulanya, aku berkeliling kea rah kumpulan penonton orkes
dangdut dengan wajah tampak bingung sepertinya. Mulai ku nikmati
mimpi ini karena banyak perempuan tjancik
dengan
body aduhai yang menonton orkes dangdut, sampai pada suatu titik
dimana aku mulai berkeliling menjauhi kerumunan penonton dan mulai
berjalan ke arah yang sepi. Ada seorang perempuan tua renta,
peminta-minta. Dia menengadahkan tangannya dan mulai meminta-minta di
hadapanku. Entah kenapa di mimpi ini aku pelit sekali. Dengan tega
tak kuhiraukan nenek tua peminta-minta itu, aku mulai berjalan
menjauh. Tapi entah kenapa, nenek peminta-minta mengejarku dengan
posisi tangan meminta-minta. Aku tetap berusaha kabur tapi sang
nenek tak kenal lelah mengejarku. Aku pun menyerah dan akhirnya
memberikan sejumlah uang kepada sang nenek peminta-minta. Tapi
sungguh aneh, sang nenek menolak uang pemberian ku dan malah mulai
mencekik leherku. Entah kenapa kali ini aku tak bisa kabur dari si
nenek tua renta. Cekikannya begitu kuat hingga mimpi ini buyar dan
aku mendapati diriku berada dikamarku tak bisa bergerak, nafas
tersengal, dan masih dengan keadaan tercekik entah oleh siapa. Aku
sadar, aku sedang mengalami apa yang disebut dengan sleep
paralysis atau
yang dalam bahasa jawa disebut kelindien
atau
ketindiahan dalam bahasa Indonesia adalah kondisi dimana seseorang
sedang diatara sadar dan tidak sadar dan mendapiti dirinya tidak
dapat menggerakkan anggota badan, biasanya disertai dengan sesosok
hitam di atas tubuh sedang mencekik dirinya persis seperti yang
sedang aku alami malam tadi.
Mulailah
aku berjuang menyadarkan diri. Dimulai dengan membaca doa-doa dan
sekuat tenaga berusaha bergerak. Karena sudah berpengalaman
menghadapi sleep
paralysis aku
tidak terlalu panic, kejedian seperti ini sudah sering kualami.
Paerlahan-lahan meskipun kali ini berlangsung cukup lama aku berhasil
mengerakkan semua anggota badanku. Kondisi nafasku cukup
tersengal-sengal karena lamanya sleep
parelysis kali
ini. Kuputuskan untuk meneggok smartphone ku sebentar untuk melihat
jam. Kemudian kulanjutkan tidurku, kali ini dengan posisi miring agar
tidak terulang lagi sleep
paralysis
yang melelahkan itu.